Penyajian Laporan Keuangan Entitas Non Laba Sesuai ISAK 35

July 11, 2024 by
Accounting Service

Pendahuluan

Topik: Penyajian laporan keuangan entitas non laba sesuai Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 35.

Relevansi: Bagi organisasi non laba seperti yayasan, sekolah, rumah sakit, LSM, dan perguruan tinggi swasta


Latar Belakang ISAK 35

Diterbitkan: September 2018 oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI).

Efektif: Mulai 1 Januari 2020.

Sebelumnya: Menggantikan PSAK 45 yang dianggap membingungkan dalam praktiknya.


Karakteristik Organisasi Non Laba

  1. Sumber daya diperoleh dari pemberi yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi sebanding.
  2. Menghasilkan barang/jasa tanpa tujuan memupuk laba.
  3. Tidak ada kepemilikan seperti entitas bisnis; kepemilikan tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali.
  4. Laporan Posisi Keuangan: Menggambarkan aset, kewajiban, dan ekuitas entitas nirlaba. Ini termasuk aset lancar, aset tetap, kewajiban jangka pendek, kewajiban jangka panjang, dan ekuitas atau dana.


Perubahan yang Diantisipasi

Penerapan ISAK 35: Sinkron dengan PSAK 1, bisa berpedoman pada SAK ETAP atau SAK umum.

Organisasi Non Laba Besar: Harus menggunakan SAK umum dan menyajikan laporan keuangan sesuai ISAK 35.

Klasifikasi Ekuitas: Memiliki nama "pendapatan komprehensif lain" dan menerapkan nilai wajar (fair value).


Jenis Laporan Keuangan Menurut ISAK 35

  1. Laporan Posisi Keuangan: Menyajikan informasi posisi dan kondisi harta/kekayaan organisasi.
  2. Laporan Penghasilan Komprehensif: Menyediakan informasi tentang perubahan jumlah dan sifat aset neto.
  3. Laporan Perubahan Aset Neto: Aset neto diklasifikasikan menjadi dua:
    • Aset neto tanpa pembatasan dari pemberi sumber daya. 
    • Aset neto dengan pembatasan dari pemberi sumber daya.

   4. Laporan Arus Kas: Menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas, diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

   5. Catatan atas Laporan Keuangan: Mengungkapkan dasar penyusunan laporan keuangan,         kebijakan akuntansi, dan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian wajar.

Perbedaan ISAK 35 dengan PSAK 45

  • PSAK 45: Terdiri dari neraca, laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
  • ISAK 35: Menambahkan laporan penghasilan komprehensif dan laporan perubahan aset neto.

Manfaat Penerapan ISAK 35

  1. Transparansi Keuangan: Dengan menerapkan ISAK 35, organisasi non-profit dapat menyajikan laporan keuangan yang lebih transparan. Hal ini penting untuk membangun kepercayaan para pemangku kepentingan, seperti donor, pemerintah, dan masyarakat umum.
  2. Akuntabilitas: Laporan keuangan yang disusun berdasarkan ISAK 35 memungkinkan organisasi untuk menunjukkan akuntabilitasnya terhadap dana yang diterima dan bagaimana dana tersebut digunakan.
  3. Komparabilitas: Dengan adanya standar yang uniform, laporan keuangan organisasi non-profit dapat lebih mudah dibandingkan dengan organisasi lainnya, baik di dalam negeri maupun internasional.


Tantangan Penerapan ISAK 35

  1. Pemahaman dan Kompetensi: Banyak organisasi non-profit yang belum memiliki sumber daya manusia dengan pemahaman yang memadai tentang ISAK 35. Pelatihan dan pendidikan akuntansi khusus mungkin diperlukan.
  2. Keterbatasan Sumber Daya: Organisasi non-profit sering kali memiliki keterbatasan dalam hal sumber daya finansial dan manusia. Implementasi ISAK 35 mungkin memerlukan biaya tambahan yang tidak selalu tersedia.
  3. Adaptasi Sistem Akuntansi: Organisasi perlu mengadaptasi sistem akuntansi mereka agar sesuai dengan persyaratan ISAK 35. Hal ini bisa menjadi tantangan tersendiri, terutama bagi organisasi yang masih menggunakan metode pencatatan keuangan manual.


Langkah-Langkah Penerapan ISAK 35

  1. Pelatihan dan Edukasi: Memberikan pelatihan kepada staf keuangan tentang ISAK 35 dan bagaimana menerapkannya dalam laporan keuangan.
  2. Penyesuaian Sistem Akuntansi: Memastikan sistem akuntansi yang digunakan dapat mendukung penyajian laporan keuangan sesuai dengan ISAK 35.
  3. Evaluasi dan Audit: Melakukan evaluasi rutin terhadap penerapan ISAK 35 dan memastikan bahwa laporan keuangan telah diaudit oleh auditor independen.


Perbedaan ISAK 35 dengan Standar Akuntansi untuk Organisasi Profit

  1. Tujuan Utama: Organisasi profit bertujuan untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham atau pemilik, sementara organisasi non-profit bertujuan untuk memenuhi misi sosial atau kemanusiaan tanpa mengutamakan keuntungan.
  2. Pendapatan: Pada organisasi profit, pendapatan terutama berasal dari penjualan barang atau jasa. Sedangkan pada organisasi non-profit, pendapatan berasal dari sumbangan, hibah, dan kegiatan penggalangan dana.
  3. Penyajian Laporan Keuangan: Laporan keuangan organisasi profit lebih fokus pada laba rugi dan distribusi keuntungan, sedangkan laporan keuangan organisasi non-profit lebih fokus pada pemanfaatan dana sesuai dengan tujuan organisasi dan akuntabilitas terhadap donor.
  4. Terminologi: Dalam laporan keuangan organisasi non-profit, istilah seperti "ekuitas" digantikan dengan "dana" atau "net assets" untuk mencerminkan sumber daya yang dimiliki organisasi yang tidak dimaksudkan untuk distribusi ke pemilik atau pemegang saham.
  5. Penggunaan Dana: Organisasi non-profit harus melaporkan bagaimana dana yang diterima digunakan untuk kegiatan operasional dan program sesuai dengan tujuan organisasi, sementara organisasi profit melaporkan penggunaan dana dalam konteks biaya produksi dan operasional untuk menghasilkan keuntungan.


Kesimpulan

Penerapan ISAK 35 di organisasi non-profit adalah langkah penting untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas keuangan. Meskipun terdapat tantangan dalam penerapannya, manfaat yang diperoleh jauh lebih besar. Dengan laporan keuangan yang lebih baik, organisasi non-profit dapat lebih mudah mendapatkan dukungan dari para pemangku kepentingan dan terus menjalankan misinya dengan lebih efektif.

Share this post
Our blogs